Oleh : Sisilya
Mahasiswi STIESIA Surabaya
Saya (sekarang) berpacaran dengan seorang lelaki asal Padang. Lahir di ranah Minang, tumbuh dalam dialek Padang, besar dalam pendar-pendar primordialisme khas remaja Padang. Praktis, saya cepat akrab dengan budaya Minang, sekalipun belum pernah menginjakkan kaki keluar dari jeruji-jeruji kesentrisan pulau Jawa. Lelaki saya yang berpuak Jambak ini, AFRIZAL, membuat saya cukup fasih bercerita dan berbicara dalam budaya dan bahasanya.
SAPAAN
Orang Padang (untuk juga menyebut semua orang di Sumatera Barat) biasanya menyapa dengan kalimat “Ba a kaba?” atau “Apo kaba?”
Contoh:
Ba a kaba? Lai aman-aman se? (Bagaimana kabarmu? Baik-baik saja kan?)
KATA GANTI SUBJEK
1. AkuUntuk percakapan dengan teman, yang sering dipakai adalah kata “Awak”. Untuk sebutan yang lebih kasar (biasanya percakapan santai antar para pria), bisa pakai kata “Aden” (kata ini haram untuk diucapkan wanita). Dalam lagu-lagu Minang tentang percintaan yang mendayu-dayu, mereka menyebut diri sendiri dengan kata “Denai”. Kata “Denai” kalau dalam bahasa Jawa mungkin kira-kira sama dengan “Sliraku”. Lebih halus. Bisa juga pakai “Ambo”, tapi jarang sekali digunakan.
Perempuan lebih sering menyebut namanya daripada memakai kata “Awak”. Kesannya memang agak kekanak-kanakan. Mereka biasanya menggunakan bagian akhir dari namanya. Sebagai contoh, perempuan Minang bernama Dina akan memakai “Na” yang diambil dari suku terakhir nama panggilannya untuk menyebut diri sendiri. Ia akan bilang: “Na sadang sibuk.” (Dina sedang sibuk). Lain lagi dengan perempuan bernama Asri yang akan bilang: “Iko baju I.” (Ini baju Asri).
2. Kamu
Orang Padang menyebut lawan bicara langsung dengan nama mereka. Jadi mungkin (setahu saya) tidak ada kata “Kamu” dalam bahasa ini. Saya merasakan kesan akrab dalam cara berkomunikasi seperti ini. Karena mau tidak mau mereka harus selalu hafal nama orang kan? Agak sulit bagi saya yang sulit mengingat nama orang. Dalam bahasa Padang yang lebih kasar, mereka mengganti kata “Kamu” dengan “Ang”. Contoh: “Manga ang ka siko?” (Kenapa kamu kesini?)
3. Dia = Inyo
4. Sebutan untuk perempuan yang lebih tua atau dihormati = Uni
5. Sebutan untuk pria yang lebih tua atau dihormati = Uda
PERTANYAAN
1. Apa = Apo, disingat A
2. Bagaimana = Bagaimano, disingkat Ba a
3. Berapa = Barapo, disingkat Bara
4. Dimana = Dimano, disingkat Dima
5. Darimana = Dari mano, disingkat Dari ma
6. Mana = Mano, disingkat Ma
7. Siapa = Siapo, disingat Sia
8. Kapan = Bilo
9. Mengapa = Mangapo, disingkat Manga
10. Kenapa = Dek a
Jadi kalau mau tanya “Bagaimana caranya?” bisa pakai “Ba a caronyo?” atau “Bagaimano caronyo?” Kata tanya yang disingkat lebih sering dipakai, terlebih dalam percakapan sehari-hari.
KATA PENUNJUK
1. Ini = Iko
2. Itu = Itu
3. Sini = Siko
4. Sana = Sinan
5. Situ = Situ
RUMUS BAHASA
Sebenarnya belajar bahasa Padang sangat mudah, karena banyak kata yang sama dengan bahasa Melayu versi Indonesia. Hanya saja kata-kata itu mengalami semacam penggubahan sesuai dialek mereka.
1. Pemakaian huruf O
Kalau Anda sering melihat film dan ada karakter orang Padang disitu, yang Anda paling ingat mungkin pemakaian huruf O yang kerap muncul. Bahasa Padang mengubah kata dalam bahasa Indonesia yang berakhiran A menjadi berakhiran O.
Contoh:
Cara = Caro
Belanja = Balanjo
Suka = Suko
Ada = Ado
Iya = Iyo
Baca = Baco
Janda = Jando
Nama = Namo
2. Pengubahan –at menjadi –ek
Sebagian besar kata dalam bahasa Indonesia yang berakhiran –at berubah menjadi berakhiran –ek dalam bahasa Padang. Bunyikan –ek seperti mengucapkan “mbek” dalam kata “Lembek”.
Contoh:
1. Rapat = Rapek
2. Sarat = Sarek
3. Kawat = Kawek
4. Dapat = Dapek
5. Hambat = Hambek
6. Lambat = Lambek
7. Silat = Silek
8. Giat = Giek
9. Kuat = Kuek
Bedakan dengan contoh berikut:
1. Berat = Barek
2. Lebat = Labek
3. Tepat = Tapek
4. Penat = Panek
5. Merambat = Marambek
6. Keringat = Karingek
Perhatikan bahwa keenam contoh di atas tidak berubah menjadi “Berek”, “Lebek”, “Tepek”, “Penek” atau “Merembek”, melainkan “Barek”, “Labek”, “Dabek”, “Panek” dan “Marambek”. Suku kata pertama yang mengandung huruf E memang biasanya berubah menjadi A.
3. Pengubahan –as menjadi –eh
Contoh:
1. Panas = Paneh
2. Beras = Bareh
3. Gelas = Galeh
4. Pengubahan -ir menjadi –ia
Contoh:
1. Air = Aia
2. Alir = Alia
3. Cibir = Cibia
4. Pelintir = Palintia
5. Semir = Samia
5. Pengubahan –ur menjadi –ua.
Contoh:
1. Aur = Aua
2. Baur = Baua
3. Lebur = Labua
4. Tabur = Tabua
6. Pengubahan –ut menjadi –uik
Contoh:
1. Rambut = Rambuik
2. Laut = Lauik
3. Takut = Takuik
4. Kentut = Kantuik
5. Perut = Paruik
6. Ikut = Ikuik
7. Lembut = Lambuik
8. Rebut = Rabuik
7. Pengubahan –uk menjadi –uak
Contoh:
1. Keruk = Karuak
2. Beruk = Baruak
3. Buruk = Buruak
8. Pengubahan –uh menjadi –uah
Contoh:
1. Bunuh = Bunuah
2. Tujuh = Tujuah
3. Peluh = Paluah
9. Pengubahan –us menjadi –uih
Contoh:
1. Putus = Putuih
2. Halus = Haluih
3. Kurus = Kuruih
10. Pengubahan –ung menjadi –uang
Contoh:
1. Bingung = Binguang
2. Panggung = Pangguang
3. Hidung = Hiduang
11. Pengubahan –ih menjadi –iah
Contoh:
1. Lebih = Labiah
2. Pedih = Padiah
3. Letih = Latiah
12. Pengubahan –ing menjadi –iang.
Contoh:
1. Keling (hitam) = Kaliang
2. Pening = Paniang
3. Kucing = Kuciang
13. Pengubahan –il menjadi –ia
Contoh:
1. Ganjil = Ganjia
2. Bedil = Badia
3. Sambil = Sambia
14. Pengubahan –is menjadi –ih
Contoh:
1. Gadis = Gadih
2. Manis = Manih
3. Menangis = Manangih
15. Pengubahan -ap menjadi -ok
Contoh:
1. Gelap = Galok
2. Suap = Suok
3. Lelap = Lalok (tidur)
Tidak mutlak semua kata bisa diubah sesuai rumus diatas. Sejatinya, pengubahan akhiran pada kata-kata tersebut tidak perlu dihafalkan. Logat Padang bisa serta-merta Anda kuasai tanpa menghafal kalau Anda terbiasa berlatih dan berkomunikasi dengan bahasa ini.
KALIMAT NEGATIF
Kalimat negatif dalam bahasa Padang memiliki pola yang mirip dengan kalimat negatif dalam bahasa Perancis. Mungkin juga ada bahasa lain di dunia ini yang memiliki pola sama. Sejauh ini, karena kebetulan saya sedang mempelajari bahasa Perancis, so this is the one I clearly know.
Pola kalimat negatif dalam bahasa Perancis: Subjek + ne + Kata Kerja + pas + Objek / Pelengkap.
Contoh:
Kalimat positif => Je suis étudiante (Saya seorang mahasiswa)
Kalimat negatif => Je ne suis pas étudiante (Saya bukan mahasiswa)
Pola dalam bahasa Padang: Subjek + indak + Kata Kerja + Objek / Pelengkap + do.
“Pas” dalam bahasa Perancis sama fungsinya dengan “Do” dalam bahasa Padang. Bedanya “Do” selalu diletakkan di akhir kalimat dalam bahasa Padang.
Contoh:
1. Iko lamak (ini enak) => Iko indak lamak do (ini tidak enak)
2. Awak suko bagarah (Aku suka becanda) => Awak ndak suko bagarah do (Aku tidak suka becanda)
3. Ndak ba a do (Tidak apa-apa)
4. Ndak ado lai do (Tidak ada lagi)
HURUF E
Orang Padang, seperti juga orang Melayu lainnya, agak sulit membedakan huruf E. Seperti yang kita ketahui, kita memiliki tiga jenis huruf E. Kalau dalam bahasa Perancis, ada tiga aksen untuk huruf E, yaitu accent éigu (é), accent grave (è) dan accent circonflexe (ê).
Dalam bahasa Indonesia, tiga E itu adalah:
1. E seperti mengucapkan “Ekor”
2. E seperti mengucapkan “Emas”
3. E seperti mengucapkan “Elektronik”
Nah, orang Padang sulit membedakan ketiga E ini, sehingga maklumi saja apabila suatu saat Anda mendengar orang Padang yang agak ganjil cara mengucapkan sesuatu yang mengandung huruf E. Seringkali mereka mengucapkan “me” dalam kata “Nasionalisme” seperti mengucap E pada kata “Ekor” atau mungkin “Elektronik”, padahal seharusnya ia harus diucapkan seperti melafalkan kata “Emas”. Et cetera.
KATA KOTOR
Sebaiknya Anda harus tau daftar kata-kata kotor, bukan cuma dalam bahasa Padang tapi juga dalam bahasa lainnya.
1. Pantek
Teman saya pernah mengeluhkan kata ini. Ada orang Padang di samping kamar kostnya yang sering meneriakkan kata “Pantek” terhadap istrinya dengan tingkat desibel yang cukup tinggi untuk mengganggu waktu bersantainya.
Apa sih arti “Pantek”? Saya sering berdebat mengenai hal ini dengan Alfian. Kalau ditanya, dia pasti akan menjawab itu tidak ada artinya dan memang lazim dipakai untuk meneriakkan kemarahan atau kekecewaan. Ada juga yang bilang “Pantek” adalah alat kelamin perempuan yang dipakai untuk berkata kotor.
Menurut saya, sesuai rumus yang saya jabarkan di atas, “Pantek” dalam bahasa Indonesia adalah “Pantat”. Entah pantatnya perempuan atau laki-laki, sama saja (saya pikir, pantat bukan monopoli perempuan saja). Dalam rumus saya, kata yang berakhiran –at akan berubah berakhiran –ek dalam bahasa Padang. Pendeknya, “Pantat” mau tak mau harus bermanuver menjadi “Pantek”. Itu saja. Tidak ada yang mampu mengubah pendirian saya.
Ada yang bilang “Pantek” itu kasusnya sama seperti kata “Asu” dalam bahasa Jawa. “Asu” adalah anjing dalam bahasa Jawa. Orang Jawa berteriak “Asu” untuk mengekspresikan kemarahan, bukan karena ingin memanggil anjing.
Ya sama saja toh, dia menyamakan hal yang membuatnya marah itu dengan anjing (yang memang ditakdirkan untuk menjadi objek penderita). Orang Padang pun menyamakan hal yang membuatnya marah dengan pantat (yang ditakdirkan menjadi bagian tubuh pertama yang merasakan imbas ekskresi manusia). Secara filosofis, tidak ada masalah dengan itu.
2. Kanciang
“Kanciang” tidak mengacu pada kata “Kancing”, karena orang Padang lebih suka memakai kata “buah baju” untuk menyebut kancing baju. “Kanciang”, exactly berarti “Kencing”.
3. Kantuik
“Kantuik” berarti “Kentut”. Hmm, worth it ...
4. Galadak
I don’t have any idea...
5. Nama-nama hewan yang lazim didzikirkan ketika sedang kesal.
KOSA KATA LAIN
Tidak semua kata dalam bahasa Indonesia yang bisa diubah sesuai yang saya rumuskan untuk menjadi kata dalam bahasa Padang. Ada kata lain yang memang harus dihafalkan kalau Anda memang ingin mempelajarinya.
Contoh:
1. Uang = Pitih
2. Perempuan = Padusi
3. Jangan = Jan
4. Beri = Agiah
5. Celana = Sarawak
6. Belum = Alun
7. Sudah = Alah
8. Saja = Se
9. Besar = Gadang
10. Dan masih sangat sangat banyak lainnya..
Orang Padang juga punya cara Padang sendiri yang terbawa saat ia berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Mungkin agak ganjil kalau Anda belum terbiasa. Contohnya, mereka sering menyebut kata “Bensin” dengan “Minyak”. Yang jelas prinsipnya sama saja ketika Anda ingin mempelajari sesuatu yang baru. Practice makes perfect!

Kamis, 21 Juli 2011
Rabu, 20 Juli 2011
Kalimat Tidak baku beserta alasanya
1. Yang menjadi keheranan saya saat ini adalah kenapa setiap orang yang merasa "penting" selalu mengomentari tentang legalitas rekaman tersebut, bukan substansinya.
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 74 september 2007 hal 53)
Penyebab : Kesalahan pemakaian bentuk transitif yang masih mempertahankan preposisi. Seharusnya, jika orang memakai verb yang transitif, janganlah menyertakan preposisi lagi.
Pembetulan : Yang menjadi keheranan saya saat ini adalah kenapa setiap orang yang merasa "penting" selalu mengomentari legalitas rekaman tersebut, bukan substansinya.
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 74 september 2007 hal 53)
Penyebab : Kesalahan pemakaian bentuk transitif yang masih mempertahankan preposisi. Seharusnya, jika orang memakai verb yang transitif, janganlah menyertakan preposisi lagi.
Pembetulan : Yang menjadi keheranan saya saat ini adalah kenapa setiap orang yang merasa "penting" selalu mengomentari legalitas rekaman tersebut, bukan substansinya.
2. Tulisan-tulisan Bung Hatta yang selama ini berserakan berhasil dikumpulkan dalam sembilan jilid besar
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 65 Januari 2007 hal 27)
Penyebab : Struktur kalimat tersebut rancu. Sebenarnya bentuk kalimat itu adalah kalimat pasif jika dilihat dari predikatnya dikumpulkan. Tetapi, karena disisipi predikat lain yaitu berhasil, kalimat tersebut tidak jelas, apakah pasif atau aktif.
Pembetulan : Tulisan-tulisan Bung Hatta yang selama ini berserakan dikumpulkan dalam sembilan jilid besar.
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 65 Januari 2007 hal 27)
Penyebab : Struktur kalimat tersebut rancu. Sebenarnya bentuk kalimat itu adalah kalimat pasif jika dilihat dari predikatnya dikumpulkan. Tetapi, karena disisipi predikat lain yaitu berhasil, kalimat tersebut tidak jelas, apakah pasif atau aktif.
Pembetulan : Tulisan-tulisan Bung Hatta yang selama ini berserakan dikumpulkan dalam sembilan jilid besar.
3. Sejak naiknya Megawati ke panggung politik, apalagi dengan jatuhnya Soeharto, telah mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan.
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 24 Mei 2003 hal 68)
Penyebab : Kalimat tersebut tidak memiliki subyek sehingga tidak jelas siapa yang mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan karena ada kata depan ”sejak”.
Pembetulan : Naiknya Megawati ke panggung politik, apalagi dengan jatuhnya Soeharto, telah mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan.
4. Pemikir lain barangkali hanya memikirkan soal kebangsaan saja.
(Sumber :Buser edisi 281 januari 2010 hal 12)
Penyebab : Terdapat bentuk pleonasme, yaitu kata-kata yang berlebihan maknanya.
Pembetulan : Naiknya Megawati ke panggung politik, apalagi dengan jatuhnya Soeharto, telah mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan.
(Sumber :Buser edisi 281 januari 2010 hal 12)
Penyebab : Terdapat bentuk pleonasme, yaitu kata-kata yang berlebihan maknanya.
Pembetulan : Naiknya Megawati ke panggung politik, apalagi dengan jatuhnya Soeharto, telah mengembalikan nama Bung Karno ke permukaan.
5. Mereka anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang pahalanya tak ketulungan.
(Sumber :Majalah Hiyatullah mei 2007 hal 72)
Penyebab : Pemilihan kata tak ketulungan yang tidak tepat, yakni mempunyai makna negatif “tidak tertolong” (Bahasa Jawa) dan makna positif “besar sekali”.
Pembetulan : Mereka anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang pahalanya besar sekali.
(Sumber :Majalah Hiyatullah mei 2007 hal 72)
Penyebab : Pemilihan kata tak ketulungan yang tidak tepat, yakni mempunyai makna negatif “tidak tertolong” (Bahasa Jawa) dan makna positif “besar sekali”.
Pembetulan : Mereka anggap semua pengeluaran ini sebagai infak di jalan Allah yang pahalanya besar sekali.
6. Beban keamanan Israel pun juga diletakkan di bahu Arafat.
(Sumber :Majalah Hidayatullah mei 2007 hal 62)
Penyebab : Terdapat bentuk pleonasme, yaitu kata-kata yang berlebihan maknanya.
Pembetulan : Beban keamanan Israel pun diletakkan di bahu Arafat.
(Sumber :Majalah Hidayatullah mei 2007 hal 62)
Penyebab : Terdapat bentuk pleonasme, yaitu kata-kata yang berlebihan maknanya.
Pembetulan : Beban keamanan Israel pun diletakkan di bahu Arafat.
7. Apa saja yang kudu kamu lakukan ‘tuk mendukung ini.
(Sumber :Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 2)
Penyebab : Terdapat kata-kata yang tidak baku atau tidak sesuai dengan EYD.
Pembetulan : Apa saja yang harus kamu lakukan untuk mendukung ini.
(Sumber :Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 2)
Penyebab : Terdapat kata-kata yang tidak baku atau tidak sesuai dengan EYD.
Pembetulan : Apa saja yang harus kamu lakukan untuk mendukung ini.
8. Mr. J.H Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa.
(Sumber :Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 6)
Penyebab : Terdapat Tautologi (gejala penumpukan kata pada kalimat.
Pembetulan : Mr. J.H Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa.
(Sumber :Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 6)
Penyebab : Terdapat Tautologi (gejala penumpukan kata pada kalimat.
Pembetulan : Mr. J.H Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa.
9. Pukul 06.00 tepat tehnical meeting dilaksanakan di kantor Radar Jalan Brawijaya Kediri.
(Sumber :Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 11)
Penyebab : Penggunaan frase tansisi yang berlebihan.
Pembetulan : Pukul 06.00 tehnical meeting dilaksanakan di Kantor Radar Jalan Brawijaya Kediri.
(Sumber :Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 11)
Penyebab : Penggunaan frase tansisi yang berlebihan.
Pembetulan : Pukul 06.00 tehnical meeting dilaksanakan di Kantor Radar Jalan Brawijaya Kediri.
10. Kita semua yang mengaku umat dan pengikut-Nya ternyata tetap saja kelabakan untuk dapat memenuhinya.
(Sumber :Majalah POSMO edisi 450 19 Desember 2007 hal 20)
Penyebab : Penggunaan kata baku pada kalimat.
Pembetulan : Kita semua yang mengaku umat dan pengikut-Nya ternyata tetap saja kesulitan untuk dapat memenuhinya.
(Sumber :Majalah POSMO edisi 450 19 Desember 2007 hal 20)
Penyebab : Penggunaan kata baku pada kalimat.
Pembetulan : Kita semua yang mengaku umat dan pengikut-Nya ternyata tetap saja kesulitan untuk dapat memenuhinya.
11. Para santri di Pomosda memperluas ilmunya dengan mengikuti pengajian rutin setiap hari senin dan kamis.
(Sumber :Majalah POSMO edisi 450 19 Desember 2007 hal 25)
Penyebab : Penggunaan kata yang mengandung keambiguan pada kalimat.
Pembetulan : Para santri di Pomosda menambah ilmunya dengan mengikuti pengajian rutin setiap hari senin dan kamis.
(Sumber :Majalah POSMO edisi 450 19 Desember 2007 hal 25)
Penyebab : Penggunaan kata yang mengandung keambiguan pada kalimat.
Pembetulan : Para santri di Pomosda menambah ilmunya dengan mengikuti pengajian rutin setiap hari senin dan kamis.
12. Syafiq salah satu peserta yang sempat kami wawancarai merasa senang, gembira dan bangga bisa ikut serta LDKS ini.
(Sumber :Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 11)
Penyebab : Penggunaan kata yang mengandung keambiguan pada kalimat.
Pembetulan : Para santri di Pomosda menambah ilmunya dengan mengikuti pengajian rutin setiap hari senin dan kamis.
(Sumber :Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 11)
Penyebab : Penggunaan kata yang mengandung keambiguan pada kalimat.
Pembetulan : Para santri di Pomosda menambah ilmunya dengan mengikuti pengajian rutin setiap hari senin dan kamis.
13. Dalam memperingati hari jadi Kota Nganjuk tahun ini banyak sekali diselenggarakan acara-acara seremonial.
(Sumber :Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 10)
Penyebab : Kalimat tidak efektif karena terdapat tautologi pada kalimat.
Pembetulan : Dalam memperingati hari jadi Kota Nganjuk tahun ini banyak sekali diselenggarakan acara seremonial.
(Sumber :Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 10)
Penyebab : Kalimat tidak efektif karena terdapat tautologi pada kalimat.
Pembetulan : Dalam memperingati hari jadi Kota Nganjuk tahun ini banyak sekali diselenggarakan acara seremonial.
14. Sedangkan pada tingkat SMA dan SMP semua siswa-siswa wajib tinggal di asrama guna mengoptimalkan terhadap Visi dan Misi Pomosda.
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 74 September 2001 hal 15)
Penyebab : Kalimat tidak efektif karena terdapat tautologi pada kalimat.
Pembetulan : Sedangkan pada tingkat SMA dan SMP semua siswa wajib tinggal di asrama guna mengoptimalkan terhadap Visi dan Misi Pomosda.
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 74 September 2001 hal 15)
Penyebab : Kalimat tidak efektif karena terdapat tautologi pada kalimat.
Pembetulan : Sedangkan pada tingkat SMA dan SMP semua siswa wajib tinggal di asrama guna mengoptimalkan terhadap Visi dan Misi Pomosda.
15. Mereka mengambil botol air dari dapur yang menurut pemeriksaan laboratorium berisi cairan racun.
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 74 September 2001 hal 35)
Penyebab : Kerancuaan pada kalimat “apakah yang berisi cairan racun itu dapur atau botol air”.
Pembetulan : Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol bir yang menurut pemerikasaan laboratoium berisi cairan racun.
(Sumber :Majalah Afkaar edisi 74 September 2001 hal 35)
Penyebab : Kerancuaan pada kalimat “apakah yang berisi cairan racun itu dapur atau botol air”.
Pembetulan : Dari (dalam) dapur mereka mengambil botol bir yang menurut pemerikasaan laboratoium berisi cairan racun.
16. Polisi menengarai bahwa penyebaran penggunaan narkoba saat ini telah merambah ke anak-anak SD.
(Sumber :Jawa Pos 10 Desember 2009 hal )
Penyebab : Terdapat kata-kata dari Bahasa Jawa.
Pembetulan : Polisi menjelaskan bahwa penyebaran penggunaan narkoba saat ini telah merambah ke anak-anak SD.
(Sumber :Jawa Pos 10 Desember 2009 hal )
Penyebab : Terdapat kata-kata dari Bahasa Jawa.
Pembetulan : Polisi menjelaskan bahwa penyebaran penggunaan narkoba saat ini telah merambah ke anak-anak SD.
17. Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai fihak
(Sumber : Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 3 )
Penyebab : Kalimatnya tidak mempunyai subjek dan terdapat kata yang tidak baku
Pembetulan : Peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak.
(Sumber : Tabloid Mission edisi IX/Th.3 April 2010 hal 3 )
Penyebab : Kalimatnya tidak mempunyai subjek dan terdapat kata yang tidak baku
Pembetulan : Peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak.
18. Upacara pembukaan seminar di Pomosda dihadiri para pejabat-pejabat negara dan tokoh-tokoh masyarakat
(Sumber : Majalah Afkaar Januari 2010 hal 15)
Penyebab : Kalimat tidak efektif karena terdapat tautologi pada kalimat.
Pembetulan : Upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota Semarang, dihadiri para pejabat negara dan tokoh masyarakat
(Sumber : Majalah Afkaar Januari 2010 hal 15)
Penyebab : Kalimat tidak efektif karena terdapat tautologi pada kalimat.
Pembetulan : Upacara pembukaan seminar itu, yang pertama kali diadakan di kota Semarang, dihadiri para pejabat negara dan tokoh masyarakat
19. Penyuluh menerangkan cara beternak ayam baru kepada para petani.
(Sumber : Majalah Afkaar Januari 2010 hal 5)
Penyebab : Mengandung tafsiran ganda (ambigu) pada kalimat “Ayam baru atau Cara baru”
Pembetulan : Penyuluh menerangkan cara baru beternak ayam kepada para petani.
(Sumber : Majalah Afkaar Januari 2010 hal 5)
Penyebab : Mengandung tafsiran ganda (ambigu) pada kalimat “Ayam baru atau Cara baru”
Pembetulan : Penyuluh menerangkan cara baru beternak ayam kepada para petani.
20. Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga dirasakan oleh kelompok elite pribumi.
(Sumber : Buser edisi 281 Januari 2010 hal 5)
Penyebab : Kurang ekonomis pemakaian kata pada kalimat
Pembetulan : Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok elite.
(Sumber : Buser edisi 281 Januari 2010 hal 5)
Penyebab : Kurang ekonomis pemakaian kata pada kalimat
Pembetulan : Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok elite.
Minggu, 10 Juli 2011
Mengelola Kinerja dengan Penilaian 360 Degree
Mengelola kinerja karyawan agar selalu tersaji prestasi yang bagus mungkin sebuah lelakon yang kudu dijalani dengan penuh kesungguhan. Disitu terbentang sebuah arena dimana benih-benih kinerja yang cemerlang selalu di-pahat.
Disitu pula terbentang sebuah proses dimana kinerja dan kompetensi yang kurang mak nyus dibedah dan dipetakan solusi-nya.
Itulah kenapa ritual employee performance appraisal tahunan (atau semesteran) mestinya menjadi sebuah ritus yang dilakoni dengan bekal kecerdasan dan komitmen. Namun sayang, di banyak tempat, proses pengelolaan dan penilaian kinerja itu tak dijalankan dengan elok, dan akhirnya nyungsep hanya menjadi sekedar formalitas belaka.
Salah satu masalah yang acap muncul dalam proses performance appraisal adalah karena penilaian hanya dilakukan oleh atasan karyawan saja. Risikonya adalah jika sang atasan melakukan semacam “judgemental error” dalam penilaiannya, maka masa depan karir bawahannya bisa tenggelam dalam lorong panjang ketidakpastian. Read the rest of this entry »
Empat Pilihan Investasi Top Untuk Masa Depan Yang Sejahtera
Meracik persiapan guna menata masa depan yang sejahtera barangkali merupakan lelakon yang kudu disuntuki. Kelak kita pasti akan berkeluarga.
Dan kelak anak-anak kita pasti juga akan membutuhkan biaya hidup dan biaya pendidikan yang tidak sedikit. Tanpa persiapan finansial yang solid, kita mungkin bisa mencederai amanah untuk membimbing anak-anak kita dalam menata kehidupannya.
Nah, salah satu persiapan yang bisa diracik adalah melakukan kegiatan investasi secara pas. Tentu saja syaratnya adalah : kita mempunyai tabungan yang memadai untuk di-investasikan. Kalau tidak ada sisa tabungan, atau malahan setiap bulan tekor, yah lalu apa dong yang mau di-investasikan? Cuma sekeping ilusi?
Oke, semangat. Saya yakin Anda semua pasti punya tabungan yang cukup memadai untuk di-investasikan. Kalau begitu, berikut empat alternatif pilihan investasi yang layak dipertimbangkan. Read the rest of this entry »
Sabtu, 09 Juli 2011
ICW Minta Laporan Keuangan Partai Dibuka
Jakarta, CyberNews. Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta agar informasi atas lampiran keuangan partai politik yang kini ada di DPR dibuka. Menurut Peneliti Divisi Korupsi Politik ICW Apung Widadi, hal ini dilakukan untuk mendorong keterbukaan dalam pengelolaan dana partai.
“Kami telah mengirimkan surat permintaan informasi kepada sembilan partai politik yang mendapatkan kursi di legislatif yaitu Partai Demokrat, Partai Golongan Karya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Hati Nurani Rakyat. Surat ditujukan kepada Sekretaris Jenderal melalui sekretariat di Jakarta, pada Selasa (28/6),” kata Apung kepada Suara Merdeka CyberNews, Rabu (29/6).
Dia mengatakan, berbagai praktek korupsi yang menjerat politisi seperti kasus pembangunan wisma atlet Sea Games Palembang di Kemenpora, proyek di PMPTK Kemendiknas, dan alat kesehatan di Kemenkes, diduga merupakan bagian dari perburuan rente partai politik.
Proyek-proyek dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan sasaran utama korupsi. Padahal partai telah mendapat subsidi dari APBN.
“Dengan permintaan informasi ini, harapannya dapat membongkar ketertutupan partai politik sehingga informasi laporan keuangannya bisa diakses oleh publik sebagai konstituen,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Apung, hal ini juga merupakan uji komitmen parpol untuk terbuka dalam hal pendanaan keuangan. Keterbukaan itu penting, karena menurutnya, selama ini pusat terjadinya korupsi politik bermula dari ketertutupan dana politik.
Lebih lanjut Apung mengatakan, sesuai dengan UU KIP, dalam jangka waktu sepuluh hari kerja sejak diterimanya permohonan informasi itu, partai politik wajib memberikan jawaban.
“Jika tidak, maka kami akan mengajukan keberatan kepada Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID); dan jika tidak dipenuhi pula, maka sesuai UU KIP, adalah keberatan atau gugatan ke Komisi Informasi,” tegas Apung.
( Mahendra Bungalan / CN33 / JBSM )
Judul Skripsi Manajemen Pemasaran
· Pelaksanaan Pengembangan Produk Tabungan Pada PT. Bank Bukopin (1992)
· Kebijaksanaan Produk Pada PT X Dalam Memasarkan Paket Tour Luar Negeri (1992)
· Strategi Meningkatkan Fee-Based Income (Studi Kasus Di Bank BNI) (1992)
· Sistem Informasi Pemasaran Dan Penerapannya Pada PT. Sempati Air (1993)
· Kebijaksanaan Bauran Komunikasi Pemasaran Untuk Meningkatkan Volume Penjualan PT. Star Motor Indonesia (1993)
· Pelaksanaan Kegiatan Promosi Pada PT. Pelita Air Service (1994)
· Pengaruh Bauran promosi terhadap Volume Penjualan pada PT. Jayanta Agung Matra di Jakarta (1995)
· Kebijakan Saluran Distribusi Pada Teh Sariwangi (1996)
· Kualitas Pelayanan Yang Dilakukan Bengkel Auto 2000 Cabang Daan Mogot (1997)
· Kebijakan Saluran Distribusi PT. Indomilk Dalam Mendistribusikan Produk SKM Cap Enak Di Jakarta (1997)
· Praktek Pemasaran Multi Level Pada PT Centra Nusa Insan Cemerlang Jakarta (1997)
· Evaluasi Pelaksanaan Tahap-Tahap Pengembangan Produk Tabungan Pada Bank BNI 46
(1997)
· Peranan Iklan Pelayanan Masyarakat Dalam Menggugah Khalayak Untuk Mendukung Pesan Yang Disampaikan (1997)
· Efektifitas Iklan Televisi Berdasarkan Karakteristiknya (1997)
· Pelaksanaan Pemasaran Jasa Hotel Sari Pan Pacific Dalam Rangka Meningkatkan Tingkat Hunian Kamar (1997)
· Evaluasi Atas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilih Bank Muamalat Indonesia (1997)
· Pengaruh Citra Toko Beserta Korelasinya Terhadap Niat Beli Konsumen Pada Toko Buku Gramedia (Suatu Studi Kasus Di Toko Buku Gramedia Ciputra Mal) (1997)
· Pelaksanaan Program Public Relations Pada Hotel Ancol Jakarta (1997)
· Efektivitas Public Relation Sebagai Sebagai Salah Satu Sarana Promosi Hotel Wisata Internasional (1997)
· Perilaku Konsumen Remaja Pria Dan Wanita Dalam Berbelanja Di Pusat Perbelanjaan (Mal) (1997)
· Evaluasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Yang Dilakukan Hero Supermarket Karawang Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Kepuasan Konsumen (1998)
· Analisis Tanggapan Pelanggan Terhadap Pengemasan Produk Gatsby Shower Gel Pada PT. Tancho Indonesia (1998)
· Konsep : Advertising The Right To Choose Pemahaman Dan Penyebarluasan Melalui Strategi Pemasaran Sosial (1998)
· Sistem Multi Level Marketing Dan Pelaksanaan Pada PT. Centranusa Insan Cemerlang (1999)
· Peranan Promosi Penjualan Dalam Meningkatkan Penjualan Rumah Real Estate Pada PT. Niaga Satwa Kencana Ungu (1999)
· Strategi Pemasaran Circle K Dalam Mengembangkan Usaha Retail Waralaba Di Jabotabek
(1999)
· Keterlibatan Konsumen Dalam Memilih Rumah Sakit Untuk General Check-Up (2000)
· Program Pelaksanaan Public Relations Pada Hotel Gran Mahakam Jakarta (2000)
· Perilaku Konsumen Dalam Berbelanja Pada Harga Khusus Dan Harga Biasa Di Pasar Swalayan (2000)
· Pelaksanaan Program Public Relation Pada Restoran Front Row Jakarta (2000)
· Analisis Hubungan Antara Kualitas Jasa Dengan Kecenderungan Perilaku Konsumen Pada Salon Yenny (2000)
· Analisis Kualitas Pelayanan Pada PT. BRI (Persero) Kantor Cabang Khusus (2000)
· Pelaksanaan Kualitas Pelayanan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Jakarta Warung Buncit (2000)
· Pelaksanaan Promosi Melalui Internet Oleh PT. Gramedia Asri Media (2000)
· Efektivitas Program Periklanan Pada PT. Citra Media Nusa Purnama Dalam Memasarkan Koran Media Indonesia Melalui Stasiun Televisi (2000)
· Hubungan Program Pemasaran SMS Lingo Produk IM3 dengan Loyalitas Pelanggan PT. Indosat Tbk (2008)
· Pengaruh Customer Orientation Of Service Employee Terhadap Customer Satisfaction Commitment Retention Pada Travel Avia Tour Kelapa Gading (2008)
· Pengaruh Overall Internet Banking Service Quality Terhadap Customer Satisfaction (2009)
· Pengaruh Guanxi Value Terhadap Satisfaction Dan Interpersonal Trust (2009)
· Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Atas Penggunaan Mobile Commerce (2009)
· Kebijaksanaan Produk Pada PT X Dalam Memasarkan Paket Tour Luar Negeri (1992)
· Strategi Meningkatkan Fee-Based Income (Studi Kasus Di Bank BNI) (1992)
· Sistem Informasi Pemasaran Dan Penerapannya Pada PT. Sempati Air (1993)
· Kebijaksanaan Bauran Komunikasi Pemasaran Untuk Meningkatkan Volume Penjualan PT. Star Motor Indonesia (1993)
· Pelaksanaan Kegiatan Promosi Pada PT. Pelita Air Service (1994)
· Pengaruh Bauran promosi terhadap Volume Penjualan pada PT. Jayanta Agung Matra di Jakarta (1995)
· Kebijakan Saluran Distribusi Pada Teh Sariwangi (1996)
· Kualitas Pelayanan Yang Dilakukan Bengkel Auto 2000 Cabang Daan Mogot (1997)
· Kebijakan Saluran Distribusi PT. Indomilk Dalam Mendistribusikan Produk SKM Cap Enak Di Jakarta (1997)
· Praktek Pemasaran Multi Level Pada PT Centra Nusa Insan Cemerlang Jakarta (1997)
· Evaluasi Pelaksanaan Tahap-Tahap Pengembangan Produk Tabungan Pada Bank BNI 46
(1997)
· Peranan Iklan Pelayanan Masyarakat Dalam Menggugah Khalayak Untuk Mendukung Pesan Yang Disampaikan (1997)
· Efektifitas Iklan Televisi Berdasarkan Karakteristiknya (1997)
· Pelaksanaan Pemasaran Jasa Hotel Sari Pan Pacific Dalam Rangka Meningkatkan Tingkat Hunian Kamar (1997)
· Evaluasi Atas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilih Bank Muamalat Indonesia (1997)
· Pengaruh Citra Toko Beserta Korelasinya Terhadap Niat Beli Konsumen Pada Toko Buku Gramedia (Suatu Studi Kasus Di Toko Buku Gramedia Ciputra Mal) (1997)
· Pelaksanaan Program Public Relations Pada Hotel Ancol Jakarta (1997)
· Efektivitas Public Relation Sebagai Sebagai Salah Satu Sarana Promosi Hotel Wisata Internasional (1997)
· Perilaku Konsumen Remaja Pria Dan Wanita Dalam Berbelanja Di Pusat Perbelanjaan (Mal) (1997)
· Evaluasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Yang Dilakukan Hero Supermarket Karawang Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Kepuasan Konsumen (1998)
· Analisis Tanggapan Pelanggan Terhadap Pengemasan Produk Gatsby Shower Gel Pada PT. Tancho Indonesia (1998)
· Konsep : Advertising The Right To Choose Pemahaman Dan Penyebarluasan Melalui Strategi Pemasaran Sosial (1998)
· Sistem Multi Level Marketing Dan Pelaksanaan Pada PT. Centranusa Insan Cemerlang (1999)
· Peranan Promosi Penjualan Dalam Meningkatkan Penjualan Rumah Real Estate Pada PT. Niaga Satwa Kencana Ungu (1999)
· Strategi Pemasaran Circle K Dalam Mengembangkan Usaha Retail Waralaba Di Jabotabek
(1999)
· Keterlibatan Konsumen Dalam Memilih Rumah Sakit Untuk General Check-Up (2000)
· Program Pelaksanaan Public Relations Pada Hotel Gran Mahakam Jakarta (2000)
· Perilaku Konsumen Dalam Berbelanja Pada Harga Khusus Dan Harga Biasa Di Pasar Swalayan (2000)
· Pelaksanaan Program Public Relation Pada Restoran Front Row Jakarta (2000)
· Analisis Hubungan Antara Kualitas Jasa Dengan Kecenderungan Perilaku Konsumen Pada Salon Yenny (2000)
· Analisis Kualitas Pelayanan Pada PT. BRI (Persero) Kantor Cabang Khusus (2000)
· Pelaksanaan Kualitas Pelayanan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Jakarta Warung Buncit (2000)
· Pelaksanaan Promosi Melalui Internet Oleh PT. Gramedia Asri Media (2000)
· Efektivitas Program Periklanan Pada PT. Citra Media Nusa Purnama Dalam Memasarkan Koran Media Indonesia Melalui Stasiun Televisi (2000)
· Hubungan Program Pemasaran SMS Lingo Produk IM3 dengan Loyalitas Pelanggan PT. Indosat Tbk (2008)
· Pengaruh Customer Orientation Of Service Employee Terhadap Customer Satisfaction Commitment Retention Pada Travel Avia Tour Kelapa Gading (2008)
· Pengaruh Overall Internet Banking Service Quality Terhadap Customer Satisfaction (2009)
· Pengaruh Guanxi Value Terhadap Satisfaction Dan Interpersonal Trust (2009)
· Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Atas Penggunaan Mobile Commerce (2009)
Langganan:
Komentar (Atom)



